Kamis, 25 April 2013

Masa Pemerintahan SBY & Yusuf Kalla serta SBY dan Boediono dari Kesejahteraan Rakyatnya


Assalammualaikum Wr. Wb.

Nama : Shabrina Manarul Firdaus
Kelas : XII IPA 3


Massa Pemerintahan SBY & Boediono ...


Sekitar 25 mahasiswa Universitas Pancasakti Tegal, Jawa Tengah, Senin, berunjuk rasa di depan kantor DPRD setempat, menagih janji Presiden Susilo Bambang Yudhoyono antara lain menyejahterakan rakyat Indonesia serta menuntaskan sejumlah kasus korupsi.
Massa pengunjuk rasa melakukan orasi di depan Kantor DPRD Kota dan Kabupaten Tegal, dengan membawa spanduk bertuliskan berbagai kecaman terhadap pemerintahan SBY-Budiono yang dinilai gagal menyejahterakan rakyat dan penegakan hukum di Indonesia
Menurut juru bicara Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Tegal, Didi Kusaeri, selama dua tahun kepemimpinan SBY-Budiono kondisi kesejahteraan rakyat Indonesia semakin memprihatinkan, antara lain bidang kesehatan, pendidikan, dan hukum.
“Selama ini masih banyak warga miskin yang kesulitan mendapat jaminan kesehatan serta pendidikan yang layak, sementara kasus korupsi semakin merajalela dan tidak ada upaya penangganan yang serius, antara lain kasus Bank Century, Kementerian Tenaga Kerja, dan wisma atlet,” ujarnya.
Padahal, katanya, sekitar dua tahun lalu saat berpidato mengenai program pemerintahan,  Presiden SBY menjanjikan peningkatan rakyat merupakan prioritas utama, melalui pembangunan ekonomi yang berlandaskan keunggulan daya saing, pengelolaan sumber daya alam, serta sumber daya manusia.
“Namun pada kenyataannya rakyat miskin semakin kesulitan berobat dan bersekolah karena tidak mempunyai biaya, pemerintah bebas mengimpor barang tanpa memedulikan produk-produk lokal yang semakin tergusur, serta maraknya kasus tenaga kerja Indonesia yang tersiksa di negeri tetangga,” jelasnya.
Selain berorasi dan menyatakan tuntutan di depan kantor DPRD, para pengunjuk rasa juga meminta dukungan para anggota DPRD untuk memberikan rekomendasi terkait surat yang akan dilayangkan mahasiswa kepada Presiden SBY.
Menurut Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UPS Tegal, Tedi Priyono, surat untuk SBY tersebut rencananya akan dikirim paling lambat pekan depan berisi 10 perintah rakyat kepada SBY antara lain, penuntasan kasus-kasus korupsi tanpa tebang pilih, reformasi biroktrasi di semua lembaga negara, memberikan pendidikan dan kesehatan gratis, serta menghentikan impor bahan pangan.
“Surat tersebut terinspirasi oleh kasus Nazarudin sebagai tersangka koruptor berani melayangkan surat kepada SBY dan mendapat balasan, sehingga sebagai rakyat tidak perlu takut menuntut haknya untuk menagih janji presiden meskipun lewat surat,” katanya.
Ia mengatakan, jika hari ini pengunjuk rasa tidak mendapat rekomendasi dari anggota DPRD Kota dan Kabupaten Tegal, maka satu hari berikutnya massa pengunjuk rasa akan kembali mendatangi kantor DPRD, sehingga paling lambat Senin pekan depan surat tersebut telah sampai ke tangan Presiden SBY.



Masa Pemerintahan SBY & Yusuf Kalla

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEPEMIMPINAN
               SUSILO BAMBANG YUDHOYONO - JUSUF KALLA
                           MENGENAI PENANGANAN MASALAH KEMISKINAN

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi masyarakat di 
Kecamatan Serang, Kota Serang, Propinsi Banten terhadap kepemimpinan 
nasional saat ini mengenai penanganan masalah kemiskinan melalui programprogram pengentasan kemiskinan yang telah digulirkan, ternyata masih 
banyak masyarakat yang menilai bahwa program-program tersebut kurang 
efektif karena tingkat kemiskinan masih sangat tinggi dan kesejahteraan yang 
di idam-idamkan selama ini masih belum tercapai, hal tersebut dapat dilihat 
pada jawaban-jawaban dari para responden berikut ini :
1.  Persepsi Kognitif Masyarakat Terhadap Performance Susilo Bambang       
Yudhoyono – Jusuf Kalla (SBY-JK).
Dari responden yang diteliti, tiap-tiap responden memiliki 
penilaiannya masing-masing mengenai pengenalan/ pengetahuan mereka 
terhadap pemimpin nasionalnya yang secara umum akan bermuara pada 
performance  sang pemimpin tersebut.  Secara lengkapnya dapat disimak 
pada penyajian tabel berikut ini :
   Kategorisasi variabel  Persepsi Kognitif Masyarakat Terhadap  
Performance Susilo Bambang Yudhoyono – Jusuf Kalla (SBY-JK)
No Kategori Frekuensi 
(Jiwa)
Persentase (%)
1    Rendah               8                  8,3
2  Kurang Tinggi             31                32,3
3  Tinggi             34                35,4
4  Sangat Tinggi             23                24,0
Jumlah             96              100,0
Sumber : Data primer yang diolah
2.  Persepsi Affektif Masyarakat Terhadap Kebijakan Umum Pemerintah
Peran serta masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung 
terhadap pembangunan maupun setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh 14
pemerintah merupakan bukti dari gambaran dukungan rakyat secara riil 
kepada pemimpinnya, sehingga tujuan dari setiap kebijakan tersebut yang 
pada akhirnya akan bermuara demi peningkatan kesejahteraan rakyat akan 
dapat cepat terwujud apabila sinergi pemimpin dan yang dipimpin 
berlangsung secara kondusif. Persepsi affektif responden penelitian secara 
lengkap akan disajikan dalam tabel berikut ini :
Kategorisasi variabel  Persepsi Affektif Masyarakat
 Terhadap Kebijakan Umum Pemerintah
No Kategori Frekuensi 
(Jiwa)
Persentase (%)
1    Rendah             15                15,6
2  Kurang Tinggi             42                43,8
3  Tinggi             32                33,3  
4  Sangat Tinggi               7                  7,3
Jumlah             96              100,0
Sumber : Data primer yang diolah
3. Persepsi  Evaluatif Masyarakat Terhadap Kepemimpinan dan 
Kebijakan Umum Susilo Bambang Yudhoyono - Jusuf Kalla.
Penilaian akhir masyarakat terhadap kepemimpinan melalui 
kebijakan-kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah selama mereka 
menjabat sebagai pemimpin suatu bangsa dan negara tidak serta merta 
menimbulkan kesan baik dan positif sehingga pada periode yang akan 
datang dapat terpilih lagi sebagai orang nomor satu di Indonesia.  Secara 
lengkapnya dapat disimak pada penyajian tabel berikut ini :
Kategorisasi variabel  Persepsi Evaluatif Masyarakat 
Terhadap Kepemimpinan dan Kebijakan Umum
 Susilo Bambang Yudhoyono - Jusuf Kalla (SBY-JK)
No Kategori Frekuensi 
(Jiwa)
Persentase (%)
1    Rendah               7                  7,3
2  Kurang Tinggi             48                50,0
3  Tinggi             28                 29,2
4  Sangat Tinggi             13                13,5
Jumlah             96              100,0
Sumber : Data primer yang diolah15
4. Persepsi  Masyarakat Terhadap Kebijakan-kebijakan Penanganan 
Masalah Kemiskinan di Indonesia.
4.1.  Program BLT (Bantuan Langsung Tunai). 
Merupakan kompensasi BBM karena kebijakan pengurangan subsidi 
BBM yang selama ini banyak dinikmati oleh golongan menengah keatas 
menjadi faktor pendorong bagi pemerintah untuk mengurangi subsidi 
tersebut. Hal tersebut berdampak pada kenaikan harga-harga kebutuhan 
pokok yang sangat memberatkan bagi penduduk miskin. Oleh karena itu, 
pemerintah memberikan bantuan langsung tunai kepada rumah tangga 
miskin dan hampir miskin sebesar 100.000 rupiah per bulan yang diterima 
setiap tiga bulan sekali. Untuk dapat melihat penilaian masyarakat di 
Kecamatan Serang terhadap program BLT, maka dapat dilihat pada 
penyajian tabel berikut ini :
                   Kategorisasi variabel  Persepsi Masyarakat
      Terhadap Kebijakan-kebijakan Penanganan Masalah                   
Kemiskinan di Indonesia melalui Program BLT 
                                                        (Bantuan Langsung Tunai)
No Kategori Frekuensi 
(Jiwa)
Persentase (%)
1    Rendah               8                   8,3
2  Kurang Tinggi             51                53,1
3  Tinggi             32                33,3
4  Sangat Tinggi               5                  5,2      
Jumlah             96              100,0
Sumber : Data primer yang diolah
4.2.  Program P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan).
Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) merupakan 
program pemerintah yang secara substansi berupaya dalam 
penanggulangan kemiskinan melalui konsep memberdayakan masyarakat 
dan pelaku pembangunan lokal lainnya, termasuk  pemerintah  daerah dan 
kelompok peduli setempat, sehingga dapat terbangun "gerakan 16
kemandirian penanggulangan kemiskinan dan pembangunan 
berkelanjutan", yang bertumpu pada nilai-nilai luhur dan prinsip-prinsip 
universal Proyek P2KP menekankan pada pendekatan komunitas dan 
bertumpu pada pengembangan manusia. Untuk dapat melihat penilaian 
masyarakat di Kecamatan Serang terhadap program  P2KP, maka dapat 
dilihat pada penyajian tabel berikut ini :
              Kategorisasi variabel  Persepsi Masyarakat
                           Terhadap Kebijakan-kebijakan 
                         Penanganan Masalah Kemiskinan
                                                di Indonesia melalui Program P2KP
                                    (Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan)
No Kategori Frekuensi 
(Jiwa)
Persentase (%)
1    Rendah             18                18,8
2  Kurang Tinggi             45                 46,9
3  Tinggi             26                27,1  
4  Sangat Tinggi               7                  7,3
Jumlah             96              100,0
Sumber : Data primer yang diolah
4.3.  Program Raskin (Penyediaan Beras Untuk Rakyat Miskin).
Semakin mahalnya harga beras yang merupakan makanan pokok 
penduduk sebagian besar Indonesia, menjadi perhatian utama bagi 
pemerintah untuk mengupayakan kepada masyarakat miskin agar tetap 
dapat menikmati nasi dengan harga murah dan terjamin. Oleh karena itu, 
pemerintah mengelaurkan suatu program untuk kalangan ekonomi yang 
sangat lemah, dengan kompensasi harga beras yang harganya jauh lebih 
murah dari harga pasaran dengan tujuan supaya rakyat miskin juga dapat 
menikmati beras sebagai bahan makanan pokok rakyat Indonesia dengan 
harga yang terjangkau tentunya.  Untuk melihat penilaian masyarakat 
terhadap program Raskin, maka dapat dilihat pada tabel berikut :  17
                Kategorisasi variabel  Persepsi Masyarakat
      Terhadap Kebijakan-kebijakan Penanganan Masalah Kemiskinan
                                              di Indonesia melalui Program Raskin
                                           (Penyediaan Beras Untuk Rakyat Miskin)
No Kategori Frekuensi 
(Jiwa)
Persentase (%)
1    Rendah               8                  8,3
2  Kurang Tinggi             39                40,7
3  Tinggi             36                37,5
4  Sangat Tinggi             13                13,5
Jumlah             96              100,0
  Sumber : Data primer yang diolah
4.4  Program Askeskin (Asuransi Kesehatan Untuk Rakyat Miskin). 
Program Askeskin merupakan kegiatan yang baru dilaksanakan pada 
masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono  - Jusuf Kalla, yang 
diharapkan dengan adanya program tersebut, penduduk miskin bisa 
mendapatkan akses pelayanan kesehatan gratis sehingga uang yang ada 
pada mereka dapat digunakan untuk kebutuhan lain-lainnya disamping 
terjaminnya kesehatan mereka beserta  keluarganya. Untuk melihat 
penilaian masyarakat terhadap program Askeskin, maka dapat dilihat pada 
tabel berikut :  
               Kategorisasi variabel  Persepsi Masyarakat
                    Terhadap Kebijakan-kebijakan Penanganan Masalah Kemiskinan
                                        di Indonesia melalui Program Askeskin
                                        (Asuransi Kesehatan Untuk Rakyat Miskin)
No Kategori Frekuensi 
(Jiwa)
Persentase (%)
1    Rendah               5                  5,2
2  Kurang Tinggi             51                53,1
3  Tinggi             30                31,3  
4  Sangat Tinggi             10                  10,4
Jumlah             96              100,0
                     Sumber : Data primer yang diolah
4.5.  Program BOS (Bantuan Oerasional Sekolah)
Dengan semakin tingginya biaya sekolah demi mengenyam pendidikan 
setinggi-tingginya, pemerintah berupaya memberikan bantuan kepada tiap-18
tiap sekolah untuk menyediakan berbagai barang-barang operasional gratis 
kepada setiap siswa, sehingga para siswa tidak lagi memikirkan biaya 
untuk kebutuhan belajarnya, mengingat harga-harga penunjang proses 
belajar pada saat ini tidak murah lagi.  Demi pengembangan pendidikan 
secara nasional, pemerintah memberikan bantuan anggaran melalui 
program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sejak tahun 2005 di setiap 
propinsi. Untuk melihat penilaian masyarakat terhadap program BOS, 
maka dapat dilihat pada tabel berikut :  
           Kategorisasi variabel  Persepsi Masyarakat
 Terhadap Kebijakan-kebijakan Penanganan Masalah Kemiskinan
                                            di Indonesia melalui Program BOS
                                               (Bantuan Operasional Sekolah)
No Kategori Frekuensi 
(Jiwa)
Persentase (%)
1    Rendah               2                  2,1
2  Kurang Tinggi             24                25,0
3  Tinggi             53                55,2
4  Sangat Tinggi             17                 17,7
Jumlah             96              100,0
Sumber : Data primer yang diolah


Sekian .. (' ▽ ' )
Wassalammualaikum Wr. Wb.
SBY dengan tanda Damainyaa :)

Tidak ada komentar: