Senin, 29 Oktober 2018

Mencium Aroma Islam Di Inggris


Mencium Aroma Islam Di Inggris
Oleh: Shabrina Manarul Firdaus

Umat islam saat ini telah banyak tumbuh dan berkembang di Negara-negara barat. Islam telah tumbuh dan menjadi pesaing yang kuat dalam decade terakhir ini. Setiap tahunnya ada ribuan warga Inggris yang jadi muallaf. Dalam hal ini, Annie simpson yang telah memegang Phd dalam studi agama komparatif dan filsafat mengatakan bahwa, “Pada saat kebebasan pribadi, seksualisasi berlebihan dan liberalism moral yang telah merusak moral inggris, banyak orang mencari kedamaian dalam Islam”. Kepada onIslam, Rabu (26/2)
Menurut data pemerintah, Muslim Inggris membentuk sekitar 2,7 persen dari populasi pada 2011.
Lisa Hamilton, seorang insinyur sipil dari Bournemouth, menjelaskan bagaimana saat dia berlibur di Tunisia, dia dan suaminya memilih untuk memeluk Islam sebagai agama mereka. Dia mengatakan “Islam meletakkan segala sesuatu, setiap aspek kehidupan saya berada di bawah cahaya baru.” (Republika Online, (8/11)
Begitu pula dengan artikel yang telah dipaparkan oleh Scott Morrison, PH. D bahwa dalam decade terakhir Bank Konvensional di Inggris akan menumbuhkan Bank Syariah yang mendorong untuk meningkat dan aktif dipromosikan. Pada saat yang sama Pemerintahan UK mengatur strategi bahwa terjadi krisis ekonomi pada tahun 2007. Dalam hal ini, secara struktur bank syariah di Inggris mirip dengan Bank Konvensional. Dengan demikian, Dewan Syariah dari Bank Syariah dan lembaga keuangan menimbulkan tantangan sendiri untuk Inggris dan tata Kelola perusahaan Bank Islam. Tantangan ini mengacu pada tindakan tata kelola perusahaan yang diterapkan di Malaysia dengan Bank Sentralnya dan Bank Negara Malaysianya.
Sehingga dalam pemegang saham yang terjadi di Inggris sebagai teori Paradigmatis, ini transaksi-transaksi perdagangan yang termasuk bunga atau barang yang dilarang (seperti pornografi atau babi, alcohol, atau minuman keras lainnya). Mekanisme kelembagaan ini diatur dengan ditegakan dengan transaksi yang terbatas yaitu oleh dewan syariah. Tugas Dewan Syariah adalah untuk: mengevaluasi, dan menyetujui atau menolak, kontrak dalam dokumen dan transaksi, dan untuk mengawasi semua operasi bank, memastikan bahwa Bank sesuai dengan prinsip-prinsip hokum Islam.
Sama halnya dengan dewan syariah dan hokum islam di Inggris, Dewan syariah adalah juru tunggal yang eksklusif dari hokum islam dalam suatu bank islam. Itu saja yang memiliki kekuatan untuk mengizinkan atau menghentikan transaksi atau pengenalan jenis produk baru keuangan atas dasar agama yang dibolehkan atau tidak dibolehkan. Dewan syariah pada dasarnya otonom dan dewan syariah dan tata kelola perusahaan bank islam di inggris tanpa adanya pengawasan pada Bank Syariah.
Pembentukan hokum Bank Syariah di Inggris yaitu sebagai Bank-Bank islam di Inggris adalah perusahaan public dibatasi oleh saham. Mereka memiliki struktur dewan dua tingkat yang terdiri di manajemen atas dan Dewan Syariah. Tindakan perusahaan tidak menentukan apakah satu atau dua dewan yang diperlukan untuk sebuah perusahaan Inggris.
Begitupun juga dengan Tata Kelola Perusahaan Bank di Inggris, sejak tata kelola perusahaan tahun 1990 dan beasiswa tentang kerja itu telah meningkat maka menjadi penting, dengan tujuan menemukan dan menerapkan cara yang lebih baik dengan perusahaan yang mengendalikan dan mengarahkan. Sejarah baru dapat sebagai subjek yang ditelusuri melalui suksesi komisi dan kode. Menyusul krisis ekonomi global (mulai 2007-2008), di Inggris dan seluruh Eropa dan Amerika Serikat, memiliki topicyang memperoleh urgensi di mata masyarakat, akademini huku, dan pemerintah (dan kebijakan non-pemerindah) pendirian
Mengenyampingkan isu-isu lain seputar pengenalan perbankan syariah di Inggris, dari artikel ini akan mempertimbangkan secara khusus tantangan yang melekat dalam obsevasi dan ajudikasi syariah di sector perbankan di Inggris.
Dengan demikian, hal itu menjadi kelembagaan dan peraturan dasar yang mungkin bisa menjadi harmonisasi dengan cara terpusat dalam satu referensi, review dan penegakan hokum. Hal ini terlihat dari prespektif komparatif secara global yang menjadi isu perhatian di UK dan sekitarnya tentang Tata Kelola Perusahaan dan Dewan Syariah yang sedang dihadapi untuk pertama kalinya. Pihak-pihak yang berwenang dalam bank islam dan Bankir Islam di inggris disarankan untuk belajar dari keberhasilan serta kegagalan dari Bank dan Produk Tambahan lembaga keuangan di luar negeri, sehingga mereka juga harus mempertimbangkan baik peluangnya dan keterbatasan yang akan timbul oleh lingkungan nasional dan di dalam dunia ekonomi.

Sumber: Shariah Boards and the Corporate Governance of IB in the UK; Penulis Scott Morrison, PH.D.



Tidak ada komentar: